Kalau kamu pikir kemacetan di Jakarta itu sudah level final boss, coba main ke Tanjung Priok akhir-akhir ini. Di sini, sopir truk kontainer bukan cuma terjebak macet, tapi juga dalam plot twist drama horor berjudul “Antrean 7.000 Truk dan Janji Manis Pelindo yang Hilang di Tengah Jalan”.
Mad Max: Fury Priok
Bayangkan Mad Max: Fury Road, tapi gurun pasirnya diganti aspal panas, dan truk-truknya dikemudikan sopir yang sudah 12 jam belum makan. Begitulah gambaran Tanjung Priok pekan ini. Menurut detikNews, sopir sampai curhat: “Saya kira ini neraka versi darat.” Ada yang sempat baca novel One Hundred Years of Solitude sambil nunggu? Not yet, tapi kabarnya beberapa sopir sudah hafal lirik lagu TikTok dari remaja yang lewat.
Penyebabnya? Well, menurut Kompas, ini gara-gara “harmoni indah” antara sistem digital yang error (kayak WiFi kantor pas meeting penting), koordinasi ala “Ghostbusters” (semua ribut sendiri-sendiri), dan banjirnya truk yang masuk kayak zombie apocalypse versi World War Z.
Kami Cuma Mau Bongkar Muat, Kok Dipersulit?
Pelindo, sang operator pelabuhan, sempat menghentikan operasional kapal (Katadata) alias “time-out” ala anak kecil yang kecapekan main game. Tapi, langkah ini malah bikin truk-truk menumpuk kayak NFT collection di pasar kripto.
Bahkan Gubernur Jakarta (yang bukan Ibu Kota lagi), Pramono Anung, sampai ngamuk: “Maaf saja nggak cukup!” (Tempo). Kira-kira vibes-nya kayak pacaran sama orang yang selalu bilang “I’ll fix it, promise!” tapi malah nge-ghosting.
Truckers Unite! Dari Jalan Kaki Sampai Aksi Sosial
Sementara para sopir terjebak macet, warga sekitar malah jadi pahlawan dadakan. Menurut TribunNews, ada yang bagi-bagi nasi bungkus dan air mineral. Plot twist: kemacetan ini justru jadi ajang reuni warga + sopir truk. “Aduh, Mas, tahun lalu saya juga ketemu Anda di sini pas macet Lebaran!”
Tapi, jangan salah: kerugiannya nggak main-main. BisnisNews bilang, kerugian bisnis tembus ratusan miliar. Bayangin: uang segitu bisa buat beli 10.000 cup kopi kekinian atau bayar gaji Rian D’Masiv selama setahun.
Lebih Lancar dari Kemarin
Polisi bilang lalu lintas “lebih lancar” (Viva). Tapi lancar di sini konteksnya kayak “The Hangover Part II” masih absurd, cuma bedanya ini sekuel.
Penutup: Pelajaran Moral ala Sinetron
Apa yang bisa kita pelajari?
- Sistem logistik Indonesia masih “toxic relationship”: janji manis, tapi ujung-ujungnya bikin pusing.
- Macet bukan cuma soal transportasi, tapi juga ujian kesabaran (dan kreativitas cari WiFi).
- Jika suatu hari kamu terjebak macet 10 jam, ingat: kamu bisa jadi penulis novel, content creator, atau minimal… ahli tebak-tebakan plat nomor.
Epilog:
Pelindo berjanji perbaiki sistem. Kita tunggu saja. Siapa tahu tahun depan, Tanjung Priok jadi “Fast & Furious 15: Diesel’s Revenge” tapi yang beneran fast, bukan furious doang.
Artikel ini ditulis sambil mendengarkan “Bad Romance” oleh Lady Gaga, karena hubungan kita dengan kemacetan memang selalu toxic. 🚚💔