Bayangkan saja, kawan-kawan. Anda baru saja sampai di Tanah Abang, surga belanja tekstil dan fashion bagi para hedon kelas menengah yang budget pas-pasan. Dompet sudah siap dijebol untuk berburu blouse modis 3 warna 100 ribu. Tapi wait… ada kejutan spesial menantimu!
“Parkir sini aja, Mbak. Aman!” seru seorang pria berkaos kusam dengan percaya diri tinggi setingkat menara Eiffel. Lalu dengan santainya, dia menyodorkan telapak tangan sembari mengucapkan, “Enam puluh ribu, Mbak.”
record scratch freeze frame
“Ya, itu aku. Mungkin kalian bertanya-tanya bagaimana aku bisa terjebak dalam situasi ini…”
Jagonya Parkir: MCU (Marvel Carking Universe)
Seperti kisah supervillain yang baik, Julia Permana (26) tidak tinggal diam. Kisah getok harga parkir Rp60.000 ini jadi viral setelah dia membagikan pengalamannya di TikTok. Dan seperti Thanos yang akhirnya tertangkap Avengers, polisi pun berhasil mengamankan sosok juru parkir legendaris itu—Alfian Fahmi alias Darto (36).
Investigasi lebih lanjut menguak siapa sebenarnya ‘Kingpin’ di balik layar. Ternyata Darto hanyalah kaki tangan dari seorang ‘penguasa lahan’ bernama Ardiansyah Pratama (36). Duo ini menjalankan bisnis “donasi sukarela” alias parkir liar dengan sistem bagi hasil 50:50 untuk setiap mobil yang terjebak – eh, terparkir.
Kalau Avengers punya Nick Fury, Jakarta punya Pramono Anung yang rupanya baru tahu kalau parkir menjadi “bisnis yang menggiurkan” di Jakarta. Wow, sungguh pencerahan yang datang lebih lambat daripada Pizza Hut saat hujan deras.
Fast & Furious: Tokyo Tanah Abang Drift
Masalah parkir liar di Tanah Abang adalah fenomena abadi seperti film Fast & Furious yang entah sudah sequel ke berapa. Dalam upaya heroik yang mirip dengan adegan polisi di film aksi, petugas gabungan dari Sudin Perhubungan, Polri, dan TNI mengerahkan 21 personel untuk menertibkan kekacauan parkir di sekitar Blok G.
“Petugas mengedepankan tindakan persuasif berupa imbauan kepada pengunjung yang hendak berbelanja agar memarkirkan kendaraannya di dalam gedung perbelanjaan,” ujar Plh Kasatpel Perhubungan Kecamatan Tanah Abang, Firdaus, dengan nada yang mungkin lebih lembut daripada ayah menasihati anaknya yang baru saja menabrak pot bunga kesayangan ibu.
Enam motor yang parkir di trotoar pun diangkut. Tapi jangan khawatir! Pemiliknya tidak dikenakan tilang. Mereka hanya diminta membuat surat pernyataan “Janji Tidak Akan Nakal Lagi” yang efektivitasnya setara dengan janji diet mulai besok.
Money Heist: Jakarta Season
Sementara itu, politisi Partai NasDem, Jupiter, mengomentari rendahnya pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir. “Pendapatan parkir saat ini masih jauh dari harapan. Padahal, Jakarta wilayahnya luas, penduduknya banyak, dan jumlah kendaraan juga tinggi,” ujarnya dengan nada seakan-akan baru menemukan bahwa air itu basah.
Persis seperti plot “Money Heist,” Jupiter yakin ada kebocoran dalam sistem—meski bedanya, di serial Netflix itu mereka merampok bank, sementara di Jakarta, uang parkir entah mengalir ke mana. Mungkin ke dimensi lain? Stranger Things season baru, mungkin?
The Last of Jukir
Anggota DPRD Jakarta, Kenneth, menyatakan perlu strategi khusus untuk mengatasi parkir liar di Tanah Abang yang kembali viral. Strategi khusus? Apakah kita akan melihat pasukan khusus anti-parkir liar dengan kostum superhero dan kekuatan super mengangkat motor dalam sekali sentuh?
Gubernur Jakarta Pramono Anung berjanji akan “gerak cepat” dan “melibatkan polisi” untuk menindak parkir liar. Gerak cepat yang mungkin akan diterapkan setelah semua juru parkir liar berevolusi menjadi makhluk berteknologi tinggi.
The Never-Ending Story
Sayangnya, polemik parkir liar di Pasar Tanah Abang adalah masalah yang tak kunjung selesai. Seperti film horor yang terus berlanjut, setiap kali kita berpikir hantu sudah hilang, mereka muncul kembali dengan jumpscare yang membuatmu menjatuhkan popcorn.
Dan Pemprov Jakarta juga serius mengancam akan menertibkan parkir liar di jalur sepeda dan pejalan kaki. Serius seperti orang diet yang bilang “mulai besok, saya tidak makan gorengan lagi.”
Jadi, saudara-saudara, inilah kisah Darto dan kawan-kawan, para superhero pengatur parkir yang menciptakan sistem pajak alternatif di Tanah Abang. Berkat mereka, kita punya cerita untuk diceritakan kepada anak cucu: tentang bagaimana dahulu kala, parkir di Tanah Abang bisa membuat dompetmu menangis lebih kencang daripada saat menonton ending film Titanic.
Dan seperti kata Peter Parker, “With great parking space comes great responsibility… to pay Rp60.000.”
🌀Multiverse of Madness: Solusi dari Dimensi Lain
Tapi tenang, seperti film Marvel yang selalu punya post-credit scene, kita juga punya harapan. Mungkin solusinya bukan sekadar operasi gabungan atau himbauan manis yang lebih lembut dari tisu wajah. Mungkin sudah saatnya kita…
📱 Bikin aplikasi bernama “GoParkirResmi” – penggunanya bisa cek slot parkir resmi terdekat, lihat tarif real-time, bahkan kasih rating ke jukir. Kalau jukir-nya maksa, tinggal klik tombol “Panggil Petugas” – semacam Uber, tapi buat nangkep pungli.
🎓 Bikin program “Sekolah Jukir Bersertifikat Nasional” – kurikulumnya termasuk public speaking, cara melambaikan tangan dengan elegan, dan pelatihan menolak sogokan level intermediate. Lulusannya bisa kerja resmi, dapet seragam, bahkan mungkin punya merit point kayak ojol.
🎭 Kampanye publik lewat sinetron satir bertema parkir liar – tayang tiap sore, judulnya “Cinta Terparkir di Trotoar”, dengan cerita mengharukan tentang jukir yang insaf karena cinta dan akhirnya buka usaha parkir legal pakai e-payment.
Dan tentu saja, kita sebagai warga +62 juga harus sadar: jangan gampang tergoda parkir sembarangan cuma karena “deket banget ke toko”. Jalan sedikit itu menyehatkan, dompet aman, dan jalanan bisa sedikit lebih waras.
Karena ingat kata Om Ben Parker (versi Jaksel):
“With great parkir comes great tanggung jawab.”